Palestinaadalah penyangga tiga agama besar di dunia. Yudaisme, agama Kristen, dan agama Islam berasal dari negeri kecil ini. Di sinilah Allah menyatakan diri-Nya kepada para leluhur dan nabi, kepada Yesus dan rasul-rasul-Nya. Menelaah geografi Palestina bukanlah sesuatu yang baru saja dilakukan.
- Dalam surat al-Baqarah ayat 62, Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang SHabi’in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta beramal saleh, maka untuk mereka pahala mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran menimpa mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” baca teks asliAda beberapa ayat yang mengecam, bahkan mengancam, orang-orang Yahudi yang durhaka. Tentu saja ancaman dapat menimbulkan rasa takut. Melalui ayat ini, ayat 62 dalam Surat al-Baqrah, Allah tidak hanya mengancam namun juga memberi jalan keluar sekaligus ketenangan kepada mereka yang bermaksud memperbaiki diri. Ini sejalan dengan kemurahan Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hamba-Nya yang insaf. Kepada mereka disampaikan bahwa jalan bagi mereka juga umat lain untuk meraih rida Allah tidak lain kecuali iman kepada Allah dan hari Kemudahan serta beramal saleh. Karena itu, ditegaskannya bahwa Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yakni yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad SAW., orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Musa AS., dan orang-orang Nasrani yang mengaku beriman kepada Isa AS., dan orang-orang Shabi’in, kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, sebagaimana dan sesuai dengan segala unsur keimanan yang diajarkan Allah melalui para nabi. Serta beramal saleh, yakni yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan Allah. Maka untuk mereka pahala amal-amal saleh yang tercurah di dunia ini dan tersimpan hingga di akhirat nanti di sisi Tuhan Pemelihara dan Pembimbing mereka. Serta atas kemurahan-Nya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka menyangkut sesuatu apa pun yang akan datang, dan tidak pula mereka bersedih hati menyangkut sesuatu yang telah terjadi. Kecaman dan siksaan yang diuraikan ayat-ayat al-Baqarah sebelumnya boleh diduga sementara orang tertuju kepada semua Bani Isra’il. Memang, banyak orang yang menduga bahwa kedurhakaan orang-orang Yahudi mencakup semua dari mereka, padahal tidak demikian. Untuk menampik dugaan keliru itu, ayat ini memulai informasinya dengan kata inna atau sesungguhnya. “Sementara sahabat-sahabat saya heran ketika saya sampaikan bahwa pada saat berada di Roma saya berkunjung ke kuburan Petrus untuk memperoleh berkatnya karena beliau adalah salah seorang hawariyyin sahabat Nabi Isa AS. yang setia,” demikian tulis Ibn Asyur ketika menafsirkan ayat 62 ini. Yang dimaksud dengan kata hadu adalah orang-orang Yahudi atau yang beragama Yahudi. Mereka dalam bahasa Arab disebut yahud. Sementara ulama berpendapat bahwa kata ini terambil dari bahasa Ibrani, yahudz. Dalam bahasa Arab, kata ini ditulis hanya dengan sedikit sekali perbedaannya yaitu meletakan "titik" di atas huruf dal. Perlu diingat, peletakan "titik" dan abris pada aksara Arab dikenal jauh setelah turunnya Al-Qur’an. Di sisi lain, bahasa Arab sering kali mengubah pengucapan satu kata asing yang diserapnya. Hal itu pun berlaku di sini. Penanaman tersebut, menurut Thahir Ibn Asyur, baru dikenal setelah kematian Nabi Sulaiman AS, diperkirakan sekitar 975 SM. Ada juga yang memahami kata tersebut berasal dari bahasa Arab, yang berarti "kembali" yakni bertaubat. Mereka dinamai demikian karena mereka bertaubat dari penyembahan anak mengamati bahwa Al-Qur’an tidak menggunakan kata yahud kecuali dalam konteks kecaman. Agaknya, itulah sebabnya, di sini baca ayat 62 tidak digunakan kata tersebut tetapi digunakan kata hadu. Thahir Ibn Asyur berpendapat lain. Menurutnya, kerajaan Bani Isra’il terbagi dua setelah kematian Nabi Sulaiman AS. Yang pertama adalah kerajaan putra Nabi Sulaiman bernama Rahbi’am dengan ibu kotanya Yerusalem. Kerajaan ini tidak diikuti kecuali oleh cucu Yahudza dan cucu Benyamin. Sedang kerajaan kedua dipimpin oleh Yurbi’am putra Banath, salah seorang anak buah Nabi Sulaiman yang gagah berani, dan diserahi beliau Nabi Sulaiman kekuasaan yang berpusat di Samirah. Ia digelar dengan raja Isra’il. Tetapi, masyarakatnya sangat bejat dan mengaburkan ajaran agama. Mereka menyembah berhala dan kekuasaan mereka diporakporandakan, bahkan mereka diperbudak, sehingga akhirnya kerajaan ini punah setelah 250 tahun. Sejak itu, tidak ada lagi kekuasaan dan kerajaan Bani Isra’il, kecuali kerajaan pertama di atas, dan ini bertahan sampai dihancurkan pada 120 SM oleh Adrian, salah seorang pengasa Imperium Romawi dan yang mengusir mereka sehingga terpencar ke mana-mana. Agaknya, tulis Ibnu Asyur lagi, mereka itulah yang dimaksud dengan hadu, dan karena itu ayat ini menggunakan kata tersebut, walau pada akhirnya kata ini mencakup semua yang beragama Yahudi. Kata an-nasahara sendiri terambil dari kata nashirah yaitu satu wilayah di Palestina, di mana Maryam, ibu Nabi Isa AS., dibesarkan. Dan, dari sana pula, dalam keadaan mengandung jabang bayi Isa AS., beliau pergi menuju ke Bait al-Maqdis. Tetapi sebelum tiba di tujuan, beliau sudah duluan melahirkan Isa AS., di Betlehem. Isa AS., kemudian digelari oleh Bani Isra’il dengan sebutan Yasu. Dari sinilah pengiut-pengikut beliau dinamai nashara yang merupakan bentuk jamak dari kata nashry atau nashiry. Kata ash-shabi’in ada yang berpendapat diambil dari kata shaba, yang berarti "muncul" dan "tampak", misalnya ketika melukiskan bintang yang muncul. Dari sinilah ada yang memahami istilah al-Qur’an tersebut sebagai atau dalam arti "penyembah bintang". Ada juga yang memahaminya diambil dari kata saba’, satu daerah di Yaman di mana pernah berkuasa Ratu Balqis dan penduduknya menyembah matahari dan bintang. Ada lagi yang berpendapat bahwa kata ini adalah kata lama dari Bahasa Arab yang digunakan oleh penduduk Mesopotamia di Irak. Persyaratan beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, seperti bunyi ayat di atas, bukan berarti hanya kedua rukun itu yang dituntut dari mereka. Tetapi keduanya adalah istilah yang biasa digunakan oleh al-Qur’an dan Sunnah untuk makna iman yang benar dan mencakup semua rukunnya. Memang akan sangat panjang bila semua objek keimanan disebut satu demi satu. Rasul SAW., dalam percakapan sehari-hari, sering hanya menyebut keimanan kepada Allah dan Hari Kemudian. Misalnya, sabda beliau “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, hendaklah dia menghormati tamunya.” Di kali lain, beliau bersabda “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, hendaklah mengucapkan kata-kata yang baik atau diam.....” Dan masih banyak yang serupa. Ada sementara orang yang perhatiannya tertuju kepada penciptaan toleransi antar-umat beragama yang berpendapat bahwa ayat ini dapat menjadi pijakan untuk menyatakan bahwa penganut agama-agama yang disebut oleh ayat ini, selama beriman kepada Tuhan dan Hari Kemudian, mereka semua akan memperoleh keselamatan dan tidak akan diiputi oleh rasa takut di akhirat kelak, tidak pula akan bersedih. Pendapat semacam ini nyaris menjadikan semua agama sama, padahal agama-agama itu pada hakikatnya berbeda-beda dalam akidah serta ibadat yang diajarkannya. Bagaimana mungkin Yahudi dan Nasrani dipersamakan, padahal keduanya saling mempersalahkan. Bagaimana mungkin yang ini dan itu dinyatakan tidak akan diliputi rasa takut atau sedih, sedang yang ini menurut itu dan atas nama Tuhan yang disembah adalah penghuni surga dan yang itu penghuni neraka? Yang ini tidak sedih dan takut, dan yang itu, bukan saja takut tetapi disiksa dengan aneka siksa. Bahwa surga dan neraka adalah hak prerogratif Allah memang harus diakui. Tetapi, hak tersebut tidak menjadikan semua penganut agama sama di hadapan-Nya. Bahwa hidup rukun dan damai antar-pemeluk agama adalah sesuatu yang mutlak dan merupakan tuntunan agama, tetapi cara untuk mencapai hal itu bukan dengan mengorbankan ajaran agama. Caranya adalah hidup damai dan menyerahkan kepada-Nya semata untuk memutuskan di Hari Kemudian kelak agama siapa yang direstui-Nya dan agama siapa pula yang keliru, kemudian menyerahkan pula kepada-Nya penentuan akhir, siapa yang dianugerahi kedamaian dan surga dan siapa pula yang akan takut dan bersedih. Firman-Nya falahum ajruhum ina Rabihimi untuk mereka pahala mereka di sisi Tuhan mereka diperhadapkan dengan firman-Nya pada ayat lalu menyangkut yang durhaka yakni wa ba'du bi ghadabi min Allah mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Umat yang ini mendapat murka dan umat yang itu mendapat rida yang tercermin antara lain dalam ganjaran. Karena itu, janji tersebut disertai dengan kata "di sisi Allah". Sedangkan firman-Nya wa laa khaufun’alaihim tidak ada kekhawatiran menimpa mereka diperhadapkan dengan firman-Nya wa dhuribat alaihim adz-dzillah dan ditimpakanlah atas mereka nista - nista karena ia menjadikan seseorang takut dan khawatir. Dalam hal umat ini takut dan yang itu tidak disentuh rasa takut. Sedang firman-Nya wa laa hum yahzanun tidak [pula] mereka bersedih hati, diperhadapkan dengan firman-Nya al-maskanah kehinaan, karena kehinaan hidup menjadikan seseorang mengharapkan sesuatu yang tidak dapat dicapai sehingga menyedihkan hati. Dengan demikian, umat yang ini sedih dan umat yang itu gembira. Demikian sekali lagi terlihat hubungan ayat ini dengan ayat al-Baqarah yang lalu dari sisi uraiannya yang bertolak belakang. Setelah penegasan yang memberi ketenangan terhadap semua pihak yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian secara benar sesuai dengan yang diajarkan oleh para nabi-Nya, kelompok ayat ini melanjutkan dengan mengingatkan orang-orang Yahudi tentang perjanjian mereka menyangkut kitab suci Taurat.=========* Naskah dinukil dari buku "Tafsir al-Misbah Jilid 1" yang diterbitkan oleh penerbit Lentera Hati. Pembaca bisa mendapatkan karya-karya Prof. Quraish Shihab melalui website penerbit. - Pendidikan Reporter M. Quraish ShihabPenulis M. Quraish ShihabEditor Zen RS Bukankahdi sana tinggal nabi Ahia! Dialah yang telah mengatakan tentang aku, bahwa aku akan menjadi raja atas bangsa ini. AYT (2018) Lalu, Yerobeam berkata kepada istrinya, "Berkemaslah sekarang dan menyamarlah supaya mereka tidak tahu bahwa kamu adalah istri Yerobeam, dan pergilah ke Silo. Lihatlah, Nabi Ahia ada di sana.
Jakarta - Palestina, negeri nan suci dimana di dalamnya Masjidil Aqsa gagah berdiri. Negara yang telah lama terlibat konflik dengan Israel ini merupakan salah satu negara paling bersejarah bagi umat Islam. Perjalanan Rasulullah menerima wahyu sholat erat kaitannya dengan Masjidil Aqsa. Allah telah menyebutkan Palestina di dalam Al-Qur’an, begitupun di dalam hadis. Baby Ameena Putri Aurel Hermansyah Jatuh Sakit Saat Umrah, Atta Halilintar Ungkap Kesedihan Formasi Rakaat Sholat Tarawih 8 Rakaat Muhammadiyah 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1? Tentukan Awal Ramadhan 1444 H, Ini 124 Lokasi Rukyatul Hilal di Seluruh Indonesia Keberadaan negara Palestina sebagai negara yang diberkahi telah Allah sampaikan dalam Al-Qur’an. Pada zaman Rasulullah Palestina disebut sebagai negeri Syam, menjadi salah satu tempat terbaik untuk umat Islam. Negara ini juga disebut sebagai negeri yang diberkahi, karena disinilah Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun setelah menyeberangi Laut Merah, dan saat ia menerima wahyu dari Allah SWT. Beberapa hadis yang disampaikan oleh Rasulullah SAW menggambarkan tentang Palestina di akhir zaman, dan jadi tempat terbaik. Meskipun gempuran dan serangan sampai saat ini terus dilakukan zionis Israel, ada jaminan bahwa akan ada pejuang yang membela Palestina. Saksikan Video Pilihan iniLibatkan Barongsai, Banser Cilacap Tolak Yerusalem Ibu Kota IsraelHadis yang Menceritakan Tentang Palestina di Akhir Zaman1. Palestina jadi tempat terbaik sampai akhir zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Ya Khamir menyahut “Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.” HR. Bukhari Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim dalam Kitabul Imarah no. 3548. 2. Palestina tempat hijrah di akhir zaman Di dalam hadis lain disebutkan, jika Palestina adalah tempat terbaik untuk hijrah di akhir zaman. Dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata Saya mendengar Rasulullah bersabda “Akan terjadi hijrah setelah hijrah, maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami tempat hijrah Ibrahim, lalu yang tersisa di muka bumi hanyalah orang-orang yang jahat. Bumi menolak mereka, Allah menganggap mereka kotor, dan api akan menggiring mereka bersama para kera dan babi.” HR. Abu Daud. Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah nomor 3202 3. Palestina tempat khilafah akhir zaman tegak Dalam hadis lain disebutkan, Rasulullah SAW menyebutkan jika Khilafah akhir zaman akan tegak di Palestina. Abdullah bin Hawalah Al-Azdi berkata, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis Baitul Maqdis, Palestina, maka pertanda telah dekat berbagai guncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, akhirnya lebih dekat dengan mereka dari sedekat telapak tangan ke kepalamu ini.” HR Abu Daud 4. Asqola, wilayah terbaik di Palestina Selain Baitul Maqdis dan serambinya, ada juga tempat terbaik lain di Palestina yaitu Asqolan meskipun Israel. Dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Permulaan dari perkara Islam ini adalah kenabian dan rahmat. Kemudian tegaknya khilafah dan rahmat. Kemudian berdiri kerajaan dan rahmat. Kemudian berlaku pemerintahan kerajaan kecil-kecil dan rahmat. Kemudian orang- orang memperebutkan kekuatan seperti kuda-kuda yang berebut makanan. Maka pada saat seperti itu, hendaklah kalian berjihad. Sesungguhnya jihad yang paling utama adalah ribath, dan sebaik-baik ribath kalian adalah di Asqolan.” Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Yesayabernubuat tentang suatu waktu ketika pemerintahan Allah akan ditegakkan di seluruh bumi (bd. Mi 4:1-3). Semua kejahatan, ketidakadilan, dan pemberontakan menentang Allah dan hukum-Nya akan ditumpas dan kebenaran akan memerintah (bd. nabi PL, dan rasul PB (lihat cat. --> Ef 2:20). [atau ref. Ef 2:20] Semua orang, baik yang hilang

JAKARTA— Banyak kesulitan yang terjadi pada umat Islam terutama di Palestina dan negara lain yang sedang berkonflik. Namun sebagai orang yang beriman, sebaiknya tidak perlu resah, karena sesuai janji Allah SWT, bahwa suatu hari nanti umat Islam akan sampai pada masa kemenangan. Janji Allah ini tertuang baik dalam firman Allah dan hadits, diantaranya, surah Muhammad ayat 7 sebagai berikut يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." Hari ini, kita melihat banyak kelompok, organisasi, negara, dan individu yang yakin dengan Allah baik dalam hidup serta dalam mencari rezeki. Keberkahan ini juga berdampak pada segala segi kehidupan umat Nya. Umat Islam harus semakin bersyukur karena kini semakin banyak yang mendapatkan posisi dalam aspek politik, media, ekonomi, dan pendidikan. Kemenangan Islam juga ada dalam firman Allah lainnya, terdapat pada surat Al-Anfal ayat 45-46 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan musuh, maka berteguh hatilah dan sebutlah nama Allah banyak-banyak berzikir dan berdoa agar kamu beruntung. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.” Kemenangan Islam pasti akan turun. Jika kita membandingkan apa yang terjadi di hari-hari ini dan apa yang terjadi selama masa jahiliyah di abad yang lalu, kita akan tahu bahwa kemenangan sudah dekat. Cukuplah dikatakan, musuh-musuh Islam di era modern tidak pernah menghadapi mujahidin seperti itu, dan tidak terpikir oleh mereka bahwa umat Islam akan bangun dengan cara ini, dan panji pertempuran di sebagian besar pasukan Arab dan Islam tidak jelas. Janji Allah atas kemenangan juga terdapat dalam Ar-Rum ayat 47 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا ۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ “Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau Muhammad beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan yang cukup, lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” Sementara dalam surat Ghafir ayat 51, Allah SWT berfirman إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi hari Kiamat.” Umat haruslah yakin bahwa orang yang membela agama Allah akan mendapatkan pertolongan dan mendapatkan anugerah kemenangan atas usahanya. Ketika umat yakin dengan datangnya kemenangan meski banyak rintangan, maka Allah akan memenuhi permintaan mereka. Termasuk melawan musuh-musuh Islam di Palestina. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW لتقاتلن اليهود حتى يقول الشجر والحجر يا مسلم يا عبد الله، ورائي يهودي تعال فاقتله “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, 'Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ' kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi'." HR Muslim. Sumber islamweb
\n \n \nsabda nabi tentang palestina
NabiSaw. lalu menjawab: "Oh, Ya benar kalau begitu.". Dalam hadis ini, Nabi Saw. mengajarkan sebuah akhlak tentang pentingnya seorang yang menjenguk orang yang sedang sakit, atau mengetahui kabar orang yang sakit, untuk mendoakan yang baik. Memberikan optimisme. Dan tidak memberikan ungkapan-ungakapan yang buruk.

Jakarta Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematian balita berusia tiga tahun yang ditembak dan terluka parah pada 1 Juni 2023 ketika pasukan Israel menembaki sebuah mobil di Kota Nabi Saleh dekat Ramallah. Mohammad Haitham Al-Tamimi meninggal pada 5 Juni. Ayah Tamimi juga terluka dalam serangan itu. Tentara Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa dua pria bersenjata Palestina diduga melepaskan tembakan ke permukiman terdekat, dan pasukan Israel merespons tembakan tersebut. Mengakui tidak sengaja menembak balita tersebut, tentara Israel menyatakan penyesalannya setelah menyakiti non kombatan dan berupaya untuk mencegah insiden semacam itu. Namun, ayah anak itu membantah narasi Israel dan mengatakan tidak ada baku tembak di daerah itu. Sang ayah justru menuduh pasukan Israel menembaki mobilnya secara langsung. "Saya bersama anak saya di mobil saya, kami ingin mengunjungi keluarga," kata Haitham al-Tamimi, 40, kepada AFP pada Kamis malam setelah kejadian itu. "Tiba-tiba mereka menembak saya dan anak saya, saya pikir itu berasal dari menara militer," tambahnya dari ranjang rumah sakit. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengutuk pembunuhan tersebut. "Saya mengutuk dan sangat sedih atas kematian seorang anak laki-laki Palestina berusia tiga tahun, yang terluka parah oleh tembakan pasukan keamanan Israel di Al-Nabi Saleh," kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland di Twitter. Dia menjelaskan bahwa warga sipil, khususnya anak-anak, terus menanggung beban konflik dan mendesak otoritas Israel untuk menindak pihak yang bertanggungjawab. AFP PHOTO/Ahmad Gharabli

Nabi Muhammad. 3. "Beri makan yang lapar, Kunjungi yang sakit, Bebaskan tawanan." - Nabi Muhammad. 4. "Tinggalkan aku seperti aku meninggalkanmu, karena orang-orang sebelum kamu hancur karena pertanyaan mereka dan perbedaan mereka atas para nabi. Jadi, jika saya melarang Anda untuk melakukan sesuatu, maka jauhi itu.
Muslim 4608 - Sabda Nabi ﷺ "Setelah seratus tahun, bumi tidak akan dihuni oleh orang yang sama" Kitab: Keutamaan sahabat, Muslim; Sabda Rasulullah Tentang Akhir Zaman yang Jadi Kenyataan Sekarang Ini. Palestina adalah sebuah wilayah geografis di Timur Tengah antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Nama "Palestina" digunakan oleh
Allahberfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu"." (QS Ali Imran 81) Dengan demikian, umat Muslim harus mengusir Yahudi dari tanah Palestina, seperti ketika Allah SWT memerintahkan para pengikut Nabi Musa yang beriman kepada-Nya untuk mengusir mereka yang tidak beriman kepada Allah SWT.
KrisisLebanon: Barter Barang Hingga Pencurian Susu Balita. "Tidak akan terjadi kiamat sehingga engkau semua akan memerangi orang-orang Yahudi sampai batu-batu yang di belakangnya itu ada orang Yahudi yang bersembunyi. Mereka berkata, 'Hai orang Islam, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah orang ini'.
NabiSAW melarang umatnya untuk mengambil harta yang bukan hak.
\n\n\n\n sabda nabi tentang palestina
.
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/320
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/153
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/575
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/446
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/173
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/962
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/65
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/930
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/701
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/337
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/395
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/814
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/80
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/536
  • 6w94a4ltcl.pages.dev/785
  • sabda nabi tentang palestina