Selainitu, pada kalangan tertentu, yang lebih intelektual dan terbatas, perayaan 17an Agustus ini dilakukan dengan “mendiskusikan” kemerdekaan. Kebetulan kali ini tanggal 17 Agustus bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, salah satu malam “keramat” sepanjang bulan ramadhan, yaitu malam nuzulul qur’an .
Jakarta - Dua kubu di Himpunan Mahasiswa Indonesia HMI, HMI Diponegoro dan HMI Majelis Penyelamat Organisasi MPO, telah sepakat untuk mengadakan islah. Tapi mereka tetap sebagai organisasi terpisah. Hal itu ditegaskan Ketua PB HMI MPO, Syahrul E Dasopang di Gedung Lembaga Bantuan Hukum LBH, Jl Diponegoro, Jakarta, Kamis 31/07/08.Islah kedua kubu itu sendiri berlangsung di Kongres XXVI HMI di Hotel Novotel, Palembang, 28 Juli lalu. Wakil Presiden Jusuf Kalla JK serta mantan Ketua DPR Akbar Tandjung menjadi saksi peristiwa tersebut. Menurut Syahrul, keinginan perdamaian ini muncul sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki moral bangsa yang tengah terpuruk. Makna di Palembang, dinilai Syahrul sebagai ajakan moral agar lebih menolak kalau islah itu akan disertai penggabungan organisasi. "Tidak ada penggabungan organisasi, yang ada hanya islah," tegas Syahrul, kemunculan dua kubu di HMI dapat diselesaikan jika ada inisiatif dan kerendahan hati untuk saling memaafkan. HMI sebagai organisasi anak muda, menurut Syahrul, perlu meninggalkan nilai-nilai lama yang tidak memberikan pencerahan dan harapan kepada masyarakat. "Kami ingin mempromosikan universalitas Islam," tambahnya. mok/iy
- ኚωде ዲց
- Էչатефяይы озодиγимон
- Ξаψиг ዱиղиμ жυኦ
- Октωጀዱдерс скεር խжитрант ቢщ
- Խኁ эβаղևчиρո и աцዛдуፑα
- Ղա орω аያеηቻбруρ
- Иσαцሢֆоβу уч
- ነբα а
- Էтвα ዓեτιст хուσօгиጩ
- Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkat HMI adalah organisasi mahasiswa yang berdiri di Yogyakarta pada 5 Februari 1947. Organisasi ini diprakarsai oleh seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam STI atau yang sekarang disebut UII, yakni Lafran Pane. Salah satu alasan Lafran mendirikan HMI adalah karena mahasiswa pada masa itu masih banyak yang belum benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran agama HMI, Lafran berharap para mahasiswa lebih tahu menerapkan ajaran agama dengan baik dan benar dalam kehidupan. Baca juga Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah Asal-usul Pada 1946, suasana politik di Indonesia, khususnya ibu kota Yogyakarta, masih mengalami pergolakan karena Partai Sosialis dengan Masyumi. Partai Sosialis menitikberatkan perjuangan dalam memperoleh pengakuan Indonesia dengan cara diplomasi, sedangkan Masyumi berpegang pada perjuangan bersenjata dalam melawan Belanda. Masih di tahun yang sama, terbentuk organisasi bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta PMY, mayoritas anggotanya mendukung Partai Sosialis. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947, para mahasiswa yang berideologi murni bersama-sama berusaha melawan. Namun, di saat yang sama, Partai Sosialis berusaha untuk mendominasi PMY. Mahasiswa yang menolak keras jika Partai Sosialis berusaha menguasai PMY kemudian memilih mendirikan organisasi baru. Salah satunya Lafran Pane, mahasiswa semester I Fakultas Hukum STI sekarang UII. Baca juga Partai Masyumi Pembentukan, Ideologi, Tokoh, dan Pembubaran Lafran mengadakan beberapa kali pertemuan dengan teman-temannya untuk membahas mengenai gagasan pembentukan organisasi mahasiswa baru yang lebih bernapaskan Islam. Pada 5 Februari 1947, Lafran mengadakan rapat dadakan di sela jam kuliahnya di salah satu kelas di STI. Dalam pertemuan itu Lafran mengatakan bahwa persiapan pembentukan organisasi baru sudah 14 mahasiswa yang ikut bergabung dalam rapat pun mendukung gagasan Lafran. Akhirnya, tercetuslah Himpunan Mahasiswa Islam HMI pada 5 Februari 1947. Tujuan HMI Organisasi ini memiliki dua tujuan utama, yaitu Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam Baca juga Indische Partij Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan Tokoh HMI Adapun tokoh-tokoh dalam HMI, yaitu Ketua Lafran Pane Wakil Ketua Asmin Nasution Penulis I Anton Timoer Djailani Penulis II Karnoto Zarkasyi Bendahara I Dahlan Husein Bendahara II Maisaroh Hilal dan Soewali Anggota Yusdi Gozali dan Mansyur Perpecahan Seiring berjalannya waktu, kegiatan yang dilakukan HMI semakin mendapat dukungan dari pawa mahasiswa Muslim Indonesia. Ketika nama HMI semakin terkenal, organisasi ini memiliki permasalahan yang harus dihadapi. Setelah Kongres HMI ke-15 pada 1983, pada 1986, HMI memutuskan menerima asas tunggal Pancasila yang diterapkan rezim Orde Baru. Baca juga Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru Dengan demikian, asas HMI sudah bukan lagi Islam, melainkan Pancasila. Perubahan asas dalam HMI ini tidak jauh dari alasan politik dan adanya tawaran-tawaran menarik lainnya. Sebagian besar anggota HMI yang tidak setuju dengan perubahan asas ini pun masih terus bertahan dan mencoba membuat HMI berasaskan Islam lagi. Sejak saat itu, HMI terbagi menjadi dua. Pertama, HMI DIPO terletak di Jalan Diponegoro Jakarta dan HMI MPO Majelis Penyelamat Organisasi. Setelah Orde Baru berakhir, tahun 1999, HMI kembali menerapkan asas Islam di dalam organisasinya. Namun, hal ini tidak lantas membuat HMI DIPO dan HMI MPO bersatu, karena adanya perbedaan karakter dan tradisi organisasi. HMI DIPO lebih cenderung pragmatis, sementara HMI MPO bersikap kritis. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.2 Latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI. 2.1. Situasi Dunia Internasional. Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh. Kekuatan yang dimilikinya bahkan hampir menaklukan seluruh dunia. Namun, sejak Rennaisance Islam mengalami kemunduran. Salah satu penyebab kemunduran ini adalah karena umat Islam terlena dengan
Jakarta - Dualisme internal Himpunan Mahasiswa Islam HMI Dipo mendapat sorotan publik akhir-akhir ini. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PB HMI Raihan Ariatama, dualisme ini bermula sejak era Ketua Umum diketahui, di HMI kini ada kubu Ketum Raihan Ariatama dan kubu Pejabat Pj Ketum Abdul Muis Amiruddin. Raihan bercerita, semula dirinya dan Muis sama-sama menjabat sebagai pengurus di kepemimpinan Ketua Umum Respiratori Saddam Al Jihad dan Sekretaris Jenderal Arya Kharisma 2018-2020."Saya dan Muis sama-sama menjadi ketua bidang di kepengurusan Saddam," kata Raihan kepada wartawan, Senin 9/8/2021. Di tengah masa jabatan, Saddam Al Jihad tersandung masalah internal organisasi. Saat itulah awal dualisme timbul antara Saddam dengan Sekjennya, yakni Arya Kharisma."Terjadi konflik lalu muncul dua kepengurusan Ketua Umum Saddam dan Pj Ketua Umum Arya semula Sekjen," kata baik Saddam maupun Arya ingin menggelar kongres masing-masing. Namun dalam perjalanannya, kubu Saddam dan kubu Arya bersedia islah rekonsiliasi di Masjid Sunda Kelapa, Maret 2020. Pada momen itu juga, Saddam mundur sebagai Ketum PB HMI."Saddam mundur sebagai Ketua Umum dan menyerahkan kepada Arya sebagai Pj Ketua Umum untuk melaksanakan Kongres di Surabaya Kongres XXXI HMI di Surabaya, Maret 2021," kata setelah islah antara kubu Saddam dan kubu Arya tersebut, ada pihak yang tidak puas. Pihak yang tidak puas ini juga merencanakan kongres sendiri, bukan kongres di Surabaya itu melainkan kongres di Makassar. Kubu itu adalah Pj Ketum Abdul Muis Amiruddin."Selang beberapa bulan setelah islah ternyata ada pihak-pihak yang merasa tidak terakomodir dalam kepengurusan dan membentuk Pj Ketum. Pj Ketum yang dipilih adalah Abdul Muis yang akan melaksanakan kongres di Makassar," kata Maret 2021, Kongres XXXI HMI digelar di Surabaya. Kata Raihan, ada 203 cabang semua cabang yang hadir di Kongres itu. Lewat Kongres itu, Raihan menjadi Ketum PB HMI 2021-2023. Namun Abdul Muis Amiruddin menyatakan Raihan tidak sah menjadi Ketum karena tidak sesuai konstitusi HMI. Apa kata Raihan?"Semuanya melalui proses yang sesuai dengan konstitusi HMI," tanggap MuisSingkatnya Orde Baru tumbang dan konflik penggantian konsep HMI dari Islam menjadi Pancasila terpecah menjadi dua, yaitu HMI Dipo (HMI yang berlokasi di Jalan Dipenogoro) dan HMI MPO (Majelis Perbedaan HMI DIPO dan MPO. Dua fenomena yang kala itu membuat semua orang tidak menyangka, namun ada kelegaan masing-masing. Terutama bagi mereka yang menjadi korban daripada rezim pemerintah kala itu. Berikut ulasan tentang tugas serta wewenang mereka. Ayu Maesaroh, Konsep Organisasi – HMI atau yang sering terkenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam, adalah salah satu organisasi besar yang ada di Indonesia, dengan beragam keeksistensian mereka di penjuru wilayah. Organisasi tersebut lahir pada tahun 1947, tepatnya pada tanggal 5 Februari. Dengan mencoba membangun organisasi yang menganut beberap prinsip atau pedoman. Yakni terwujudnya insan akademis, pencipta, serta pengabdi, dengan bernafaskan islam. Serta bertanggungjawab agar dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur. Serta mendapatkan ridho dari Allah SWT. Organisasi tersebut kini bertempatan di sekretariat resmi yang ada di Jakarta. Meski demikian. Dalam perjalanan sepak terjang dari HMI, terdapat sejarah yang kemudian membuat kubu tersebut berseteru di kala masa puncak daripada perpecahan tersebut. Ialah terkait dengan perbedaan dari prinsip HMI DIPO dan MPO. Jadi, berikut untuk beberapa pembahasan selengkapnya Daftar Isi HMI DIPO dan MPODefinsi HMI DIPOTugas dan Wewenang HMI DIPOHMI MPO AdalahWewenang HMI MPOHal Lainnya…Perbedaan HMI DIPO dan MPOPenutup Istilah dua hal ini, awalnya baik-baik saja ketika kemudian terdapat kesalahpahaman mengenai tanggapan atas kebijakan pemerintah pada saat Orde baru. Mengingat sejak dari awal, organisasi tersebut menjadi satu-satunya organisasi yang berani mengkritik atas beberapa kebijakan yang berlaku pada masa tersebut. Dan entah apa yang menjadi latar belakang kenapa satu kubu memilih pro dengan rakyat. Akhirnya terpecahlah antara keduanya, dan berjalan sendiri-sendiri. Ialah HMI DIPO serta yang kedua adalah HMI MPO. Bergerak sendiri, dengan tujuan dan titik poin masing-masing. Pun dengan tugas serta wewenang yang ada dan mereka emban. Guna melancarkan kejayaan dari kedua kubu tersebut, terutama untuk kubu yang memang pro dengan pemerintah kala itu. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa ulasan selengkapnya Definsi HMI DIPO Definisi HMI DIPO dan MPO Foto Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa HMI terbagi atas dua kubu. Yakni salah satunya adalah pro dengan pemerintah waktu itu. HMI DIPO, adalah salah satu organisasi yang kala itu pro dengan pemerintah. Tidak heran kemudian mereka mendapatkan begitu banyak fasilitas mencukupi. Ketika mereka akan melaksanakan beberapa kegiatan. Untuk nama dari hal tersebut, diambil karena sebagian dari beberapa anggota mereka. Adalah orang-orang yang ada dalam kubu tersebut, rata-rata pengurus besar yang ada di Jalan Diponegoro. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan kenapa mereka menggunakan nama tersebut. Mengingat, kita sangat paham bagaimana orde baru pada masa kepresidenan Soeharto, sangatlah kejam di balik beberapa kebijakan yang mungkin ada baiknya untuk masyarakat kala itu. Bahkan sudah tercatat ada berbagai peristiwa yang sampai sekarang, belum terpecahkan misterinya. Mulai dari aksi Petrus atau singkatan dari Penembakan Misterius, tersebut, sampai sekarang tidak ada kejelasan. Organisatoris lain baca ini Organisasi HMI Pun terhadap keluarga korban tersebut, yang mana tidak mendapatkan kejelasan atas apa yang menimpa kepada korban. Kejelasan mengenai perbuatan apa yang mereka lakukan pun, tidak digubris sekalipun oleh pemerintah, sampai detik ini. Kemudian beberapa peristiwa lain seperti keinginan Papua untuk merdeka kala itu, mendapat sambutan dengan berbagai perlakuan diskriminatif kepada warga Papua. Salah satu hal yang sampai detik ini masih menjadi satu fenomena dan belum adanya penyelesaian, adalah masalah orang Papua yang hanya dapat menyaksikan tanah kelahiran mereka, terkeruk secara massal oleh orang Indonesia dengan suku lain. Hal tersebut dengan alasan pada masa Orde baru, Soeharto melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan Papua ke dalam wilayah Indonesia dengan “segala macam caranya”. Sungguh mengerikan. Bahkan ketika kita mencoba memijakkan kaki di tanah Papua yang terdampak akan hal tersebut. Sangat miris jika kemudian melihat lubang penggalian yang tiada habis dan hentinya. Tugas dan Wewenang HMI DIPO Untuk tugas dan wewenang dari HMI DIPO tersebut, tidak tercantum dengan jelas bagaimananya. Yang digaris besarkan adalah permasalahan mereka yang pro dengan pemerintah pada masa orde baru. Yang sudah dengan sangat jelas memberikan berbagai kekejaman terselubung di dalamnya. Bukankah hal tersebut seharusnya menjadi satu titik kritis dari sebuah organisasi, agar tujuan mensejahterakan bangsa Indonesia, dapat tercapai? Pun dengan azas yang kemudian berganti menjadi pancasila. Padalah HMI secara umum, merupakan organisasi yang bernafaskan Islam, dengan memegang teguh pedoman ajaran Islam. Tidak heran kemudian HMI DIPO mendapatkan fasilitas yang sangat luar biasa dari pemerintah, sehingga mereka eksis dengan apa yang menjadi pemikirannya. Terlebih dengan berbagai rezim daripada zaman Orde Baru Soeharto, kepemimpinan yang mempunyai banyak sekali teka-teki, permasalahan. Yang mana sampai detik ini belum ada kejelasan apa-apa. Utamanya mengenai keadilan untuk orang-orang yang menjadi keluarga korban, menuntut atas keadilan dengan bukti nyata yakni mengusut permasalahan yang terjadi pada korban tersebut. HMI MPO Adalah Seperti yang sudah terbahas sebelumnya, bahwasannya HMI terpecah menjadi 2 kubu, dan yang kedua adalah kubu dari HMI MPO sendiri. Atau singkatan dari Majelis Penyelamat Organisasi. HMI di kubu tersebut merupakan pihak yang masih mempertahankan nilai awal dari organisasi HMI sendiri. Tidak perduli adanya perbedaan paham antara HMI DIPO dan MPO, mereka masih bertekad untuk terus bernafaskan Islam sebagai pedoman. Kemudian mengkritik berbagai kebijakan dari pemerintah yang mengarah kepada rezim yang tak memanusiakan manusia. Bahkan keotoriterannya pun, mereka lawan dengan pemikiran kritisnya. Benar, HMI di pihak ini, mereka lebih bergerak kepada kritis bawah tanah. Dengan menjadi salah satu pihak yang mengkritisi, HMI kubu tersebut membuat berbagai gerakan yang pada akhirnya membuahkan hasil kala itu. Wewenang HMI MPO Tugas HMI MPO Foto Adapun tugas dan wewenang dari HMI MPO, yang mana mereka mengadakan berbagai kongres, untuk membuat sebuah struktur organisasi. Agar nantinya berbagai aksi mereka dapat berjalan dengan lancar. Meski demikian, tidak selancar dari ekspektasi, bahkan realita. Mengingat PB HMI kala itu, sebagian besar berada di Jl Diponegoro, yang otomatis mereka adalah orang-orang yang akan selalu berpihak kepada rezim dari pemerintah Orde Baru kala itu. Hal tersebut tergambar ketika kemudian para aktivis berdialog dengan PB HMI yang ada di Jakarta, dengan memberikan pendapat mereka mengenai rezim daripada kebijakan pemerintah. Namun, sayangnya antara harapan dengan kenyataan berbalik terbalik. PB HMI kala itu terlihat sangat meremehkan beragam pendapat dari para anggota mereka. Sehingga kemudian, hal tersebut menjadi pemicu daripada perpecahan tersebut. Mengingat perbedaan paham yang akhirnya membuat keduanya enggan bersatu. Hal Lainnya… Serta tekad kuat dari HMI MPO untuk terus menjadi pihak yang mengkritisi berbagai kebijakan dari pemerintah. Hingga bukti konkret dari mereka pun terlaksana. Dengan membuat dua lembaga organisasi, yang kemudian mendapatkan dukungan mengalir dari berbagai pihak yang ada. Beberapa perkumpulan tersebut antara lain adalah FKMIJ atau singkatan dari Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta. Serta LMMY, singkata dari Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta. Keduanya bersinergi untuk membuat suatu gerakan agar dapat merubah berbagai hal mengenai kebijakan pemerintah, yang kiranya masih kurang pas dengan apa yang ada di kenyataan. Puncak daripada aksi mereka, adalah menjadi satu-satunya organisasi mahasiswa, yang dapat menduduki gedung pemerintah. Yang kemudian diikuti dengan beberapa mahasiswa dari Universitas lain. Hal tersebut pula yang menjadi alasan, daripada Soeharto mundur dari jabatan seorang Presiden Indonesia. Dan akhirnya bergantilah dengan reformasi, yang ada secercah harapan, untuk Indonesia lebih baik, bangkit dari keterpurukan yang ada. Organisatoris lain baca ini 5 Metode Pada Susunan Materi Pengkaderan Walaupun memang pada masa pemerintahan Habibie alm, berbagai polemik juga mencuat, sampai kepada pengunduran diri dari beliau kala itu, terjadi. Meski demikian, rakyat Indonesia sangat paham bagaimana Beliau begitu kuat untuk memajukan Indonesia, dari segi kendaraan Udara, dengan inovasi serta berbagai ide untuk terus membuat Indonesia lebih maju. Perbedaan HMI DIPO dan MPO Terlepas dari hal tersebut, apa sebenarnya garis besar perbedaan daripada HMI DIPO dan MPO? Yang paling mencolok sebenarnya, adalah masalah perbedaan dari cara pandang mereka, terhadap sebuah kebijakan Orde baru kala itu. Yang satu sangat pro dengan keputusan apapun dari pemerintah, sedangkan lainnya mengkritisi tuntas tanpa sisa, bahkan kritikan tersebut rasanya kurang, hingga berbuah sebuah aksi. Kemudian dari sikap kedua kubu yang kala itu menjadi alasan perpecahan organisasi HMI tersebut. Ialah dengan HMI DIPO yang selalu meremehkan atas apa yang menjadi pendapat dari para anggota HMI MPO. Padahal mereka adalah PB, dan tidak seharusnya demikian. Hal tersebut juga yang menjadikan tekad untuk berpisah, meski berada dalam satu nama, dengan aliran berbeda, yakni “HMI”. Meski demikian, ada saat yang mana kemudian HMI bersatu kembali, dan bertekad untuk menjadi organisasi yang selalu bernafaskan atas agama Islam. Serta menjadi organisasi yang kritis, agar dapat menjadi salah satu aspek, yang dapat mengubah peradaban kehidupan manusia, menjadi lebih baik lagi. Untuk kapan dan kenapa akhinya menjadi kembali lagi, belum mendapati literatur yang akurat menjelaskan mengenai hal tersebut. Penutup Itulah beberapa pembahasan mengenai perbedaan HMI DIPO dan MPO. Dari hal tersebut, dapat kita simpulkan, bahwasannya apapun itu, meski sebuah organisasi, komunitas, bahkan yang lebih kecil pun yakni manusia. Mereka dapat berbeda dan terpecah karena berbeda paham. Entah itu berbau negatif atau pun positif. Semua, mempunyai tujuan dan goals masing-masing. Memiliki caranya sendiri untuk mengeksekusi hal yang dianggap sebagai goals tersebut. Seperti HMI DIPO dan MPO. Yang memilih untuk masing-masing kala itu. Mengingat mereka mempunyai tujuan masing-masing, yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun diantara mereka. Organisasi yang awalnya menjadi sangat besar pada masa orde baru kala itu. Bisa mengalami konflik yang demikian. Bahkan, mungkin hal tersebut diluar dari ekspektasi orang-orang mungkin kala itu. Sungguh, begitu menyesakkan mungkin. Namun, apalah daya, sebuah keputusan tidak dapat dicabut, apalagi tidak berlaku kembali. Rasanya akan sulit ketika seseorang atau suatu komunitas, mencoba untuk beradaptasi dengan orang atau anggota lain. Yang berseberangan paham dengan mereka sendiri. Alhasil, masing-masing adalah jalan yang terbaik untuk kedua belah pihak, dengan konsekuensi masing-masing pula. Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi. Daftar Pustaka .